Manajemen Performance dan Report Manajemen

 Nama : M.Sultan Naufal.S

 Kelas : 17.4A.01

 NIM   : 17210417


Manajemen Performance & Report Manajemen



Manajemen konfigurasi


Manajemen konfigurasi meliputi kegiatan administrasi yang menitikberatkan padapembuatan, pemeliharaan, perubahan terkendali, dan kendali mutu produk. Tujuannya adalah untuk:

  • mengidentifikasi produk yang diperlukan sebagai item konfigurasi;
  • mendukung penilaian permintaan perubahan dan dokumen hasil kendali perubahan;
  • menjaga validasi konfigurasi dan akurasi sistem manajemen konfigurasi.

Konfigurasi adalah penetapan fungsional dan karakteristik fisik lengkap dari sesuatu yang dapat dihasilkan hingga akhir dan didefinisikan dalam spesifikasi. Dalam hal yang paling sederhana, manajemen konfigurasi sama dengan versi pengendalian.

Manajemen konfigurasi mengendalikan pengembangan produk. Ini membantu menghindari kesalahan dan salah pengertian mengenai apakah satu produk harus disediakan atau tidak. Konfigurasi memverifikasi produk sesuai permintaan pengembangan solusi. Fungsi ini juga memastikan bahwa prosedur yang sesuai telah dipersiapkan untuk mempertahankan produksi yang berkelanjutan selama siklus hidup produk.

Prosedur manajemen konfigurasi khusus sebagaimana diperlihatkan di bawah ini:

 

 

Rencana manajemen konfigurasi (baik sebagai suatu dokumen terpisah atau bagian dari rencana manajemen lingkup) menguraikan setiap teknik dan tingkat aplikasinya selama siklus hidup. Rencana juga mengidentifikasi peran dan tanggung jawab untuk melaksanakan manajemen konfigurasi. Kegiatan awal memastikan kapan sumber daya termasuk orang, perangkat, dan sistem perlu disediakan.

Identifikasi konfigurasi melibatkan pemecahan pekerjaan menjadi produk komponen (item-item konfigurasi), melakukan penjumlahan unik, atau mereferensikan sistem dan menetapkan garis dasar konfigurasi. Ini selaras dengan persiapan suatu produk untuk memecahkan struktur dalam manajemen lingkup.

Langkah pengendalian memastikan bahwa semua perubahan pada item konfigurasi terdokumentasi. Salah satu aspek penting adalah kemampuan untuk mengidentifikasi hubungan antara item-item konfigurasi. Ini merupakan informasi penting untuk tinjauan dan penilaian langkah-langkah dalam kendali perubahan sebagaimana dapat dipraktikkan ketika melakukan perubahan dalam lingkup yang akan dipengaruhi oleh dampak pada item-item konfigurasi yang saling berhubungan.

Status jalur akuntansi dari suatu konfigurasi saat ini memungkinkan ketertelusuran item konfigurasi melalui pengembangan dan operasinya. Laporan status reguler akan terlihat apakah perubahan harus diproses dalam permasalahan yang tepat waktu dan kemungkinan menyoroti produk-produk yang sering mengalami perubahan atau pemangku kepentingan yang menjadi sumber umum permintaan perubahan.

Verifikasi dan audit digunakan untuk menentukan apakah suatu produk sesuai dengan persyaratan dan informasi konfigurasi. Secara khusus, audit dilakukan pada akhir fase, tahap, atau jalur.

Audit konfigurasi terdiri atas satu atau tiga bentuk:

  • Audit fisik, yaitu melihat unsur-unsur  satu item konfigurasi yang relevan dan akan mengonfirmasikan apakah item-item tersebut sesuai dengan spesifikasinya. Audit fisik ini memeriksa hasil kendali mutu dan mengonfirmasikan apakah semua dokumentasi pengujian yang diperlukan telah dilengkapi.

  • Audit fungsional item konfigurasi memeriksa apakah audit menghasilkan fungsi yang dirancang.

  • Audit sistem memeriksa apakah sistem manajemen konfigurasi bekerja, mampu mendukung prosedur yang direncanakan, dan menghasilkan fungsi yang diperlukan. Aspek manajemen konfigurasi ini merupakan bagian dari jaminan fungsi.

Bentuk manajemen konfigurasi juga dapat diterapkan pada dokumentasi manajemen. Ini terutama mengenai versi pengendalian dan juga audit fungsional sebagai bagian dari jaminan.

Ketika pekerjaan selesai, tanggung jawab untuk mengelola hasil kerja diberikan kepada klien atau bisnis biasa. Tim manajemen bertanggung jawab untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip manajemen informasi yang relevan telah diterapkan dan konfigurasi dengan mudah ditentukan siapa saja yang akan mengelola produk lama setelah proyek dan program ditutup.


Performance Management


Performance management adalah metode yang digunakan oleh para atasan untuk memantau dan mengevaluasi kinerja karyawan selama bekerja. Metode penilaian ini sangat membantu karyawan dalam memberikan kemampuan terbaiknya serta menghasilkan pekerjaan dengan kualitas terbaik. Performance management berfokus pada keterbukaan atau transparansi sehingga karyawan bisa memahami ekspektasi atasan dengan jelas.

Performance management tidak hanya berfokus pada tujuan atau target yang harus dicapai karyawan dalam waktu tertentu. Atasan harus melihat progres kerja dan memastikan karyawan tetap bekerja sesuai visi dan misi perusahaan. Walaupun menggunakan target atau tujuan sebagai patokan penilaiannya, atasan harus melihat perkembangan karyawan pula untuk mengukur performa kerja mereka.

Sistem penilaian ini berbeda dari performance appraisalPerformance management bisa menjadi sarana untuk atasan dalam membantu karyawan mencapai targetnya. Mereka bisa memberikan panduan atau arahan supaya karyawan bisa mengalami kemajuan dalam pekerjaannya. Performance management dapat meningkatkan komunikasi dan keterbukaan sehingga menumbuhkan lingkungan kerja yang sehat.

Manfaat Performance Management

Performance management memiliki sejumlah manfaat yang bisa dirasakan oleh karyawan maupun atasan. Berikut manfaat yang bisa dirasakan dari performance management.

1. Meningkatkan Produktivitas Karyawan

Performance management bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas karyawan selama bekerja. Mereka akan bekerja sesuai target yang telah ditetapkan dan menurunkan prioritas untuk tugas yang tidak sesuai dengan tujuan tersebut. Atasan juga memberikan arahan kepada karyawan sehingga mereka bisa lebih cekatan dan produktif selama bekerja. Manfaat ini berpengaruh pada kemajuan perusahaan.

2. Atasan Menjadi Pemimpin yang Lebih Baik

Atasan tidak hanya memberikan panduan kepada karyawan melalui performance management. Mereka bisa pula membantu karyawan dalam mengembangkan keterampilannya melalui program pelatihan atau mengerjakan tugas tertentu. Kualitas kepemimpinan makin meningkat dan mereka akan dipandang sebagai pemimpin yang baik. Karyawan pun bisa terinspirasi sehingga siap menjadi calon pemimpin baru pada masa depan.

3. Membangun Tim yang Kuat

Performance management melibatkan komunikasi dua arah antara atasan dan karyawan. Atasan bisa memberikan evaluasi rutin kepada karyawan setiap minggu atau bulan. Karyawan juga bisa menyampaikan masalah yang dihadapi selama bekerja sehingga atasan bisa membantunya. Komunikasi dua arah akan membentuk tim yang lebih kuat dan dapat diajak untuk bekerja sama dalam kondisi apa pun.

Tujuan Performance Management

Selain manfaat, ada pula tujuan penerapan performance management dalam pekerjaan. Apa saja tujuannya?

1. Menyesuaikan Tujuan Kinerja dengan Tujuan Perusahaan

Karyawan harus memiliki tujuan kinerja yang selaras dengan tujuan perusahaan. Mereka harus mengetahui target yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam periode tertentu supaya tujuan perusahaan tercapai lebih cepat sesuai visi yang dikehendaki. Pimpinan perusahaan harus menyampaikan tujuan perusahaan kepada karyawan agar mereka bisa mengetahui tugas yang harus dikerjakan.

2. Menentukan Standar Kinerja

Tujuan perusahaan juga menentukan standar kinerja yang harus dicapai oleh karyawannya. Atasan harus menetapkan standar kinerja yang sesuai tujuan supaya bisa mempersiapkan rencana kerja yang akan dilakukan oleh karyawan. Standar kinerja juga membantu sebagai indikator evaluasi performa karyawan.

3. Meningkatkan Kemampuan Karyawan

Performance management juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan karyawan agar lebih terampil dalam bekerja. Karyawan mendapatkan evaluasi dari atasan secara berkala supaya mereka bisa memperbaiki kesalahan atau meningkatkan performanya. Selain itu, karyawan juga didorong agar mengikuti program pelatihan sesuai skill dan pekerjaan mereka.

Tahapan dalam Performance Management

Performance management terdiri dari empat tahapan, yaitu plan, do, check, dan action. Bagaimana tahapannya?

1. Perencanaan (Plan)

Dalam tahap ini, atasan harus menetapkan tujuan atau target berdasarkan nilai SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, dan Time-Oriented). Berikutnya, atasan membuat rencana kerja sesuai dengan Key Performance Indicator (KPI), standar, dan target yang telah ditetapkan. Tujuan dan rencana kerja tersebut disampaikan kepada karyawan sebelum lanjut ke tahap pelaksanaan (do).

2. Pelaksanaan (Do)

Pada tahap berikutnya, karyawan mulai melaksanakan rencana kerja yang telah dikomunikasikan oleh atasan. Atasan turut mengawasi pelaksanaan kerja karyawan agar dapat berjalan sesuai dengan ekspektasi. Mereka juga menyampaikan feedback berupa arahan dan motivasi supaya karyawan lebih semangat dalam bekerja.

3. Pengecekan (Check)

Tahap pengecekan meliputi penilaian berdasarkan perbandingan antara hasil kinerja karyawan dan rencana kerja yang telah dibuat. Hasil pengecekan ini dapat menunjukkan bahwa strategi yang diterapkan berjalan efektif atau masih belum memenuhi ekspektasi. Atasan menilai kinerja karyawan dan memutuskan untuk memberikan rewards atau punishment sesuai KPI yang telah ditetapkan.

4. Pemberian Apresiasi (Action)

Tahap yang tidak boleh dilupakan dalam performance management adalah pemberian apresiasi kepada karyawan. Apresiasi menandakan bahwa Anda menghargai proses yang dijalani oleh karyawan sehingga mereka bisa menghasilkan performa kerja yang konsisten. Karyawan pun akan mempertahankan konsistensi performanya setelah mendapatkan apresiasi dari atasan.

Anda tidak perlu bingung memilih apresiasi yang cocok dengan selera mereka seperti makanan favorit atau barang yang mereka butuhkan. Berikan saja Sodexo Gift Pass yang merupakan voucher belanja dan bisa digunakan di lebih dari 640 merchants dan 23.700 outlets di seluruh Indonesia. Hubungi kami sekarang juga dan buat karyawan lebih bersemangat dengan memberikan voucher belanja Sodexo Gift Pass.


Security Management



Security Management atau manajemen keamanan yaitu suatu sistem untuk memberikan pemahaman yang utuh/ terpadu serta kemampuan dan keterampilan dalam merencanakan dan mendesain Sistem Pengamanan yang tepat, efektif, dan efisien, sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, khususnya Ancaman / Gangguan yang mungkin terjadi serta untuk mencegah sedini mungkin kerugian-kerugian bagi Perusahaan (Loss Prevention).

Dalam suatu organisasi, manajemen informasi adalah untuk melindungi kerahasiaan, integritas dan ketersediaan informasi. Dengan tumbuhnya berbagai penipuan, spionase, virus, dan hackers sudah mengancam informasi bisnis manajemen oleh karena meningkatnya keterbukaan informasi dan lebih sedikit kendali/control yang dilakukan melalui teknologi informasi modern. Sebagai konsekuensinya , meningkatkan harapan dari para manajer bisnis, mitra usaha, auditor, dan stakeholders lainnya menuntut adanya manajemen informasi yang efektif untuk memastikan informasi yang menjamin kesinambungan bisnis dan meminimise kerusakan bisnis dengan pencegahan dan meminimalisasi dampak peristiwa keamanan.

Dalam menjalankan aktifitasnya Manajemen Keamanan Informasi memiliki beberapa tahapan yaitu

a) Mengidentifikasi ancaman yang dapat menyerang sumber daya informasi perusahaan

b) Mendefinisikan risiko yang dapat disebabkan oleh ancaman-ancaman tersebut.

c) Menentukan kebijakan keamanan informasi.

d) Mengimplementasikan pengendalian untuk mengatasi risiko-risiko tersebut

Dengan aktifitas tersebut maka Manajemen keamanan informasi harus memiliki karakteristik yang dikenal sebagai 5P yaitu: Planning, Policy, Program, Protection, People.

1) Planning

Planning / perencanaan dalam manajemen keamanan informasi adalah aktifitas yang dibutuhkan untuk mendukung perancangan, pembuatan, dan implementasi strategi keamanan informasi supaya diterapkan dalam lingkungan teknologi informasi. Ada tiga tahapannya yaitu:

a) strategic planning yang dilakukan oleh tingkatan tertinggi dalam organisasi untuk periode yang lama, biasanya lima tahunan atau lebih,

b) Tactical planning memfokuskan diri pada pembuatan perencanaan dan mengintegrasi sumberdaya organisasi pada tingkat yang lebih rendah dalam periode yang lebih singkat, misalnya satu atau dua tahunan,

c) operational planning memfokuskan diri pada kinerja harian organisasi. Sebagi tambahannya, planning dalam manajemen keamanan informasi adalah aktifitas yang dibutuhkan untuk mendukung perancangan, pembuatan, dan implementasi strategi keamanan informasi supaya diterapkan dalam lingkungan teknologi informasi

Ada beberapa tipe planning dalam manajemen keamanan informasi, meliputi :

a) Incident Response Planning (IRP)

IRP terdiri dari satu set proses dan prosedur detil yang mengantisipasi, mendeteksi, dan mengurangi akibat dari insiden yang tidak diinginkan yang membahayakan sumberdaya informasi dan aset organisasi, ketika insiden ini terdeteksi benar-benar terjadi dan mempengaruhi atau merusak aset informasi.

Insiden merupakan ancaman yang telah terjadi dan menyerang aset informasi, dan mengancam confidentiality, integrity atau availbility sumber daya informasi. Insident Response Planning meliputi incident detection, incident response, dan incident recovery.

b) Disaster Recovery Planning (DRP)

Disaster Recovery Planning merupakan persiapan jika terjadi bencana, dan melakukan pemulihan dari bencana. Pada beberapa kasus, insiden yang dideteksi dalam IRP dapat dikategorikan sebagai bencana jika skalanya sangat besar dan IRP tidak dapat lagi menanganinya secara efektif dan efisien untuk melakukan pemulihan dari insiden itu. Insiden dapat kemudian dikategorikan sebagai bencana jika organisasi tidak mampu mengendalikan akibat dari insiden yang terjadi, dan tingkat kerusakan yang ditimbulkan sangat besar sehingga memerlukan waktu yang lama untuk melakukan pemulihan.

c) Business Continuity Planning (BCP)

Business Continuity Planning menjamin bahwa fungsi kritis organisasi tetap bisa berjalan jika terjadi bencana. Identifikasi fungsi kritis organisasi dan sumberdaya pendukungnya merupakan tugas utama business continuity planning. Jika terjadi bencana, BCP bertugas menjamin kelangsungan fungsi kritis di tempat alternatif. Faktor penting yang diperhitungkan dalam BCP adalah biaya.

2) Policy

Dalam keamanan informasi, ada tiga kategori umum dari kebijakan yaitu:

a) Enterprise Information Security Policy (EISP)

menentukan kebijakan departemen keamanan informasi dan menciptakan kondisi keamanan informasi di setiap bagian organisasi.

b) Issue Spesific Security Policy (ISSP)

adalah sebuah peraturan yang menjelaskan perilaku yang dapat diterima dan tidak dapat diterima dari segi keamanan informasi pada setiap teknologi yang digunakan, misalnya e-mail atau penggunaan internet.

c) System Spesific Policy (SSP) pengendali konfigurasi penggunaan perangkat atau teknologi secara teknis atau manajerial.

3) Programs

Programs Adalah operasi-operasi dalam keamanan informasi yang secara khusus diatur dalam beberapa bagian. Salah satu contohnya adalah program security education training and awareness. Program ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada pekerja mengenai keamanan informasi dan meningkatkan pemahaman keamanan informasi pekerja sehingga dicapai peningkatan keamanan informasi organisasi.


Prevention 

Mekanisme untuk mencegah penyusup kemanan

Network Operation Center (NOC) atau kadang disebut sebagai Network Management System (NMS) pada awalnya adalah suatu lokasi pemantauan (monitoring) dan pengaturan (management) terhadap jaringan komputer, jaringan telekomunikasi, jaringan satelit, atau bahkan jaringan sensor cerdas seperti internet of things (IoT).

Tetapi NOC modern sudah berkembang menjadi lebih luas dan holistik tidak terbatas pada jaringan saja, tapi juga mencakup pemantauan kelistrikan (UPS, Building Automation, Genset), insiden kinerja sistem komputer, dan insiden gangguan keamanan komputer. Dan informasi dari berbagai sumber berbeda tsb dapat dikumpulkan menjadi sebuah layar Dashboard Operasional yang End-to-End.

Berikut adalah penjelasan Sw patches, routing hardening dan DDos Mitigation;

Software Patches

Patch merupakan bagian software yang dirancang untuk memperbaiki atau memperbaharui software, seperti memperbaiki kelemahan keamanan, penambahan fitur, memperbaharui fungsi yang sudah ada, dan mengubah behavior dari software tersebut.

Suatu sistem rentan terhadap serangan keamanan selama proses instalasi, sebelum dilakukannya patch dan proses hardening sistem. Selain itu juga, selama penggunaannya, sistem yang tidak dilakukan patch dan terhubung ke jaringan rentan terhadap eksploitasi keamanan oleh attacker. Pondasi keamanan yang baik memerlukan proses instalasi, patch, dan konfigurasi sistem yang tepat. 


Routing Hardening

Hardening adalah berbagai teknik yang digunakan pada host untuk menutup celah yang ada dan secara umum melindungi sistem dari berbagai macam ancaman dan serangan, salah satunya adalah dengan mengikuti security baseline yang ada.

Beberapa tipe Hardening yang umum yaitu:

Hardening Sistem Operasi:

  • Windows Server
  • Red Hat Family
  • Linux lainnya

Hardening Aplikasi:

  • Aplikasi Mobile
  • Aplikasi Web
  • Aplikasi Desktop

Hardening Jaringan:

  • Router dan Switch
  • Access Point
  • Firewall
  • IPS/IDS
  • SIEM

Framework:

  • CIS
  • EC-Council
  • ISSAF
  • NSA
  • PCI
  • Red Hat Hardening
  • dll

DDOS Mitigation
            Mitigasi DDoS adalah praktik melindungi server atau jaringan dari serangan DDoS dengan berhasil memblokir dan menyerap lonjakan berbahaya dalam lalu lintas jaringan dan penggunaan aplikasi. Layanan perlindungan berbasis cloud atau peralatan jaringan khusus digunakan untuk mengurangi ancaman yang masuk. Melakukannya tidak menghalangi arus lalu lintas yang sah.

            Mitigasi DDoS menangkal risiko bisnis yang diakibatkan oleh serangan DDoS terhadap suatu organisasi. Teknik mitigasi ini dirancang khusus untuk memprioritaskan pelestarian ketersediaan sumber daya yang ingin diganggu oleh penyerang.

            Mitigasi DDoS juga bertujuan untuk mempercepat waktu respons terhadap serangan DDoS karena sering kali, serangan tersebut lebih merupakan taktik pengalihan yang mencoba mengalihkan perhatian dari serangan lain yang lebih serius di tempat lain di jaringan.
Berikut ialah 4 tahapan pencegahan DDOS Mitigation;

Deteksi

Untuk menghentikan serangan terdistribusi, situs web harus dapat membedakan antara serangan dan volume lalu lintas resmi yang tinggi. Reputasi IP, data sebelumnya, dan pola serangan umum dapat membantu mendeteksi serangan yang sebenarnya.

Tanggapan

Selama tahap respons, jaringan perlindungan DDoS mampu dengan cerdas menghentikan lalu lintas bot jahat yang teridentifikasi dan mampu menerima lalu lintas lainnya. Jaringan dapat mencegah gangguan menggunakan aturan halaman WAF untuk lapisan aplikasi atau serangan L7 atau dengan menggunakan proses filtrasi lain untuk menangani serangan tingkat rendah atau serangan L3 dan L4.

Rute

Lalu lintas tersebut kemudian, dialihkan secara cerdas untuk memberikan solusi mitigasi DDoS yang efektif yang memecah lalu lintas yang tersisa menjadi potongan-potongan yang dapat dikelola.

Adaptasi

Jaringan yang baik akan mengawasi pola lalu lintas seperti serangan spesifik dari negara tertentu, berulang kali menyinggung blok IP, atau protokol yang digunakan secara tidak tepat. Dengan menyadari pola serangan dan menyesuaikannya, keamanan dapat diperketat terhadap kemungkinan serangan di masa mendatang.



Accounting Management


Akuntansi manajemen merupakan salah satu hal yang penting bagi perusahaan atau bisnis. Semua yang berhubungan dengan perencanaan manajemen akan berdasarkan data ini. Proses akuntansi ini bertujuan untuk menyajikan segala bentuk laporan sebagai satuan usaha dalam kepentingan pihak internal dalam melaksanakan proses manajemen yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan & pengendalian.

Fungsi Akuntansi Manajemen

Berikut adalah fungsi Akuntansi Manajemen bagi perusahaan:

Alat Analisa untuk Pengambilan Keputusan

Fungsi yang pertama adalah sebagai dasar pengambilan keputusan. Baik keputusan yang berhubungan dengan data kuantitatif maupun data kualitatif.  Akuntansi sendiri sangat dibutuhkan karena di sana terdapat informasi data yang penting bagi perusahaan. Terutama yang berhubungan dengan strategi kepemimpinan selanjutnya yang tentunya harus bersandar pada data perusahaan yang valid.

Sistem Informasi untuk Pihak Eksternal

Akuntansi manajemen diberlakukan semata untuk semua unsur yang ada di dalam unit usaha atau perusahaan. Baik ia unsur internal perusahaan maupun eksternal seperti penyandang dana, investor dan selainnya.  Maka dari itu, laporan keuangan adalah bagian penting dari akuntansi manajemen sekalipun non manajemen praktis. Karena ada pertanggungjawaban dari pihak perusahaan terhadap stake holder  yang bergabung dengan perusahaan.

Selain itu, aliran dana juga menjadi perhatian dalam manajemen semata untuk menganalisis kondisi dana tersebut selama berada di perusahaan. Sehingga nantinya pihak eksternal perusahaan bisa menjalin kerja sama selanjutnya atau menarik dananya dari perusahaan.

Ruang Lingkupnya

Setelah mengetahui fungsi akuntansi manajemen, maka berikut ini akan dijelaskan tentang ruang lingkup akuntansi manajemen. Ini dia ruang lingkup yang dimaksud:

1. Manajer Produksi

Ruang lingkup yang pertama adalah manajer produksi. Seorang manajer produksi memang harus memegang laporan ini. Karena hampir semua informasi yang ada di dalamnya dibutuhkannya. Seorang manajer produksi membutuhkan rincian detil yang terkait dengan biaya harga produk produksi. Termasuk di dalamnya semisal total biaya produksi, biaya unit dan biaya tenaga kerja langsung. Ini semuanya ada di dalam akuntansi manajemen.

2. Manajer Keuangan

Ruang lingkup yang kedua adalah manajer keuangan. Yang mana seorang manajer keuangan pasti menerapkan akuntansi manajemen. Karena dari sana mereka akan mendapatkan rincian terkait dengan informasi beban biaya, tingkat pengembalian investasi dan selainnya.

3. Manajer Pemasaran

Ruang lingkup akuntasi manajemen yang ketiga adalah manajer pemasaran. Karena tentunya, bidang ini tidak mungkin bisa menentukan strategi pemasaran, jika rincian biaya tidak valid apalagi salah.

Selain itu dengan berdasarkan pada laporan akuntansi manajemen, maka bisa ditentukan berupa kebutuhan biaya pemrasaran yang harus dialokasikan. Termasuk berada diskon yang harus diberikan kepada konsumen.



Report Management


Report manajemen dalam jaringan mengacu pada proses pengumpulan, analisis, dan penyajian informasi terkait kinerja, keamanan, dan pengelolaan jaringan komputer. Laporan tersebut bertujuan untuk memberikan informasi yang berguna kepada para manajer jaringan dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengambil keputusan yang tepat dalam hal perencanaan, pengembangan, pemeliharaan, dan pengamanan jaringan.

Report manajemen dalam jaringan dapat mencakup berbagai aspek, antara lain:

Kinerja Jaringan: Laporan ini memberikan informasi tentang kinerja jaringan, termasuk penggunaan bandwidth, tingkat utilitas jaringan, latensi, dan kecepatan transfer data. Informasi ini membantu manajer jaringan dalam mengevaluasi performa jaringan, mengidentifikasi bottleneck, dan mengoptimalkan kinerja jaringan.

  • Keamanan Jaringan: Laporan keamanan jaringan melibatkan pemantauan dan pelaporan tentang serangan, ancaman keamanan, upaya penetrasi, dan kegiatan yang mencurigakan dalam jaringan. Laporan ini membantu dalam mengidentifikasi kerentanan sistem, mengambil langkah-langkah keamanan yang tepat, dan memberikan informasi tentang keadaan keamanan jaringan kepada manajemen.

  • Manajemen Inventaris: Laporan ini berfokus pada pemantauan dan pelaporan perangkat keras dan perangkat lunak yang ada dalam jaringan. Ini termasuk informasi tentang perangkat jaringan, versi perangkat lunak, konfigurasi, dan lisensi. Laporan manajemen inventaris membantu dalam mengelola sumber daya jaringan, perencanaan penggantian perangkat, dan memastikan ketersediaan perangkat yang diperlukan.
  • Perbaikan dan Perbaikan: Laporan ini memberikan informasi tentang masalah jaringan, pemecahan masalah, dan tindakan perbaikan yang diambil. Hal ini membantu dalam melacak masalah yang muncul, mengidentifikasi pola atau tren yang berkaitan, dan memastikan bahwa perbaikan yang tepat dilakukan untuk menjaga kualitas jaringan.
  • Penggunaan dan Analisis: Laporan ini melibatkan analisis penggunaan jaringan, termasuk pemantauan penggunaan bandwidth, lalu lintas, dan aplikasi. Ini membantu dalam memahami pola penggunaan, mengidentifikasi penggunaan yang tidak efisien, dan membuat keputusan terkait alokasi sumber daya jaringan.

Laporan manajemen dalam jaringan sering kali disusun secara berkala, seperti bulanan atau tahunan, untuk memberikan gambaran yang komprehensif tentang kesehatan dan kinerja jaringan. beberapa tujuan dan fungsi umum dari laporan manajemen:

  • Membantu Pengambilan Keputusan: Laporan manajemen menyediakan informasi yang relevan dan akurat kepada manajer dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengambil keputusan yang tepat. Dengan data yang disajikan secara jelas dan terstruktur, laporan manajemen membantu dalam mengevaluasi kinerja, mengidentifikasi masalah, dan merencanakan tindakan perbaikan.
  • Memantau Kinerja: Laporan manajemen memberikan tinjauan tentang kinerja suatu area atau unit bisnis. Misalnya, dalam konteks jaringan komputer, laporan kinerja dapat menyajikan metrik seperti uptime, kecepatan transfer data, penggunaan bandwidth, dan latensi.
  • Mengidentifikasi Masalah dan Risiko: Laporan manajemen membantu dalam mengidentifikasi masalah dan risiko yang mungkin mempengaruhi kinerja atau keamanan suatu sistem atau proses. Melalui analisis data yang komprehensif, laporan tersebut dapat menyoroti area yang memerlukan perbaikan, memberikan wawasan tentang potensi ancaman, dan memungkinkan tindakan pencegahan yang tepat.
  • Melacak Kemajuan dan Pencapaian Tujuan: Laporan manajemen membantu dalam melacak kemajuan terhadap tujuan yang ditetapkan.Laporan ini memungkinkan manajemen untuk mengevaluasi apakah tujuan sedang dicapai, mengidentifikasi kendala, dan membuat perencanaan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
  • Mendukung Pengawasan dan Akuntabilitas: Laporan manajemen berfungsi sebagai alat pengawasan dan akuntabilitas bagi manajemen dan pemangku kepentingan lainnya. Dengan menyajikan data dan informasi yang terukur, laporan tersebut memungkinkan evaluasi objektif terhadap kinerja dan memfasilitasi transparansi dalam proses pengambilan keputusan.



Komentar